KEUNTUNGAN DALAM KEKURANGAN
Seorang tukang air India memiliki dua tempayan
besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung suatu pikulan, yang dibawa
menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang
satu lagi tidak. Jika tempayan yang utuh itu selalu dapat membawa air penuh,
setelah perjalanan panjang dari mata air kerumah majikannya, tempayan retak itu
hanya dapat membawa air setengah penuh.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaSEoC5E3751VkN9t8kot1Agr7Gpts5X0CFpX8pVK4fwZilkqWfH5yh8sMAdW-D9QenBR3vYxRNPf4lj3pFaN1okg2WuKVZ5YZlPUKwjxYfcXqdrL1Y5mj1SRaISSYto-a5SdQHB8rA_U/w229-h320/20211012_172611-01.jpeg)
Selama dua tahun hal itu terjadi tiap hari. Si
tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat
menunaikan tugasnya dengan sempurna. Sedangkan tempayan yang retak yang malang
itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia
hanya dapat member setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
tempayan retak itu berkata pada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri
saya sendiri dan saya ingin mohon maaf kepadamu.”
“Kenapa?” Tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa
malu?”
“Dalam dua tahun saya hanya mampu membawa setengah
porsi air dari seharusnya karena adanya retakan pada sisi saya yang membuat air
yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju majikan kita. Karena cacatku itu, saya
membuatmu rugi,” kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
dalam belas kasihannya ia berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu perhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan
retak memerhatikan dan baru sadar bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi
jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia
kembali sedih karena separo air yang dibawanya telah bocor, dan kembali dia
minta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air itu berkata kepada tempayan itu,
“Apakah kamu perhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tetapi
tidak ada bunga di sepanjang jalan di
sisi tempayan yang lain yang utuh. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu
dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang
jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan dari mata air, kamu mengairi
benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku dapat memetik bunga-bunga indah itu
untuk menghiasi meja majikan kita. Tanpa kamu, majikan kita tidak akan dapat
menghias rumahnya seindah sekarang.”
“Setiap orang memiliki cacat dan kekurangannya
masing-masing. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Allah
akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Allah yang
bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Karena Allah tidak pernah
menciptakan produk gagal. Jadi, semua ciptaan-Nya sudah pasti memiliki manfaat untuk
orang lain dan lingkungannya.”
“Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sasaran
keindahan Allah. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, ada kekuatan yang
terselubung yang tidak pernah terlihat oleh kasat mata kita. Seseorang disebut
sebagai orang yang sukses, jika ia bisa tetap hidup dan menikmati kesuksesannya
dengan rasa bersyukur.”
YEREMIA
18:2-4
"Pergilah
dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan
perkataan-perkataan-Ku kepadamu." Lalu pergilah aku ke rumah tukang
periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang
sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk
itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada
pemandangannya.”
@nicko_aru
GOD BLESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar