Nicko Bolhuy, Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan

Foto saya
Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, Indonesia
Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan dalam pengembangan masyarakat.

Keuntungan dalam Kekurangan



KEUNTUNGAN DALAM KEKURANGAN

Seorang tukang air India memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung suatu pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satu lagi tidak. Jika tempayan yang utuh itu selalu dapat membawa air penuh, setelah perjalanan panjang dari mata air kerumah majikannya, tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.
Selama dua tahun hal itu terjadi tiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Sedangkan tempayan yang retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat member setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata pada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan saya ingin mohon maaf kepadamu.”
“Kenapa?” Tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”
“Dalam dua tahun saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari seharusnya karena adanya retakan pada sisi saya yang membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju majikan kita. Karena cacatku itu, saya membuatmu rugi,” kata tempayan itu.
Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dalam belas kasihannya ia berkata, “Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu perhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memerhatikan dan baru sadar bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separo air yang dibawanya telah bocor, dan kembali dia minta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air itu berkata kepada tempayan itu, “Apakah kamu perhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tetapi tidak  ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang utuh. Itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu dan setiap hari jika kita berjalan dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghiasi meja majikan kita. Tanpa kamu, majikan kita tidak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”

“Setiap orang memiliki cacat dan kekurangannya masing-masing. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Allah akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias-Nya. Di mata Allah yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Karena Allah tidak pernah menciptakan produk gagal. Jadi, semua ciptaan-Nya sudah pasti memiliki manfaat untuk orang lain dan lingkungannya.”
“Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sasaran keindahan Allah. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, ada kekuatan yang terselubung yang tidak pernah terlihat oleh kasat mata kita. Seseorang disebut sebagai orang yang sukses, jika ia bisa tetap hidup dan menikmati kesuksesannya dengan rasa bersyukur.”

YEREMIA 18:2-4

"Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu." Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.”
                                     @nicko_aru


                                                                                GOD BLESS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar