Nicko Bolhuy, Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan

Foto saya
Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, Indonesia
Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan dalam pengembangan masyarakat.

MINISTRY IN BURU ISLAND

NAMROLE

         Kabupaten Buru Selatan adalah sebuah kabupaten di Propinsi Maluku, Indonesia. Ibukotanya adalah Namrole. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buru.

        
        Suku wagida adalah salah satu suku yang berada di Kabupaten ini, mereka adalah orang-orang yang biasa hidupnya berpindah-pindah. Mereka mencari tempat yang aman bagi mereka bisa untuk bercocok tanam atau berkebun. Tanaman yang di tanam pada umumnya adalah: Singkong atau Mangkau (bahasa suku), Keladi atau Gehud (bahasa suku), hotong (bahan pembuat kue waji), jagung, kelapa, coklat, dsb. Hidup yang masih bergantung kepada alam, soal kepercayaan mereka lebih mempercayakan hidup mereka kepada roh-roh leluhur atau orang yang sudah meninggal mendahului mereka. Kalaupun sudah Percaya Yesus masih mencampurkan antara adat dan agama (sinkretisme). Anak-anak yang harusnya sekolah mereka sudah di persiapkan untuk menikah ketika sudah cukup besar kelihatannya bisa untuk berkeluarga langsung di kawinkan oleh pihak keluarga dengan tujuan untuk mereka bisa menikmati harta dari sang anak (perempuan), anak laki-laki khususnya biasanya dalam satu keluarga sudah di khususkan untuk menjadi anak adat (penerus keturunan dari satu keluarga atau marga), bagi anak adat dia tidak boleh bersentuhan langsung dengan sekolah atau dengan agama, dalam artian dia tidak boleh sekolah dan tidak boleh mengenal agama. Maka kondisi anak-anak disini sangat memprihatinkan.
 

Iwan Tasane. Anak-anak suku wagida mereka sangat akrab dan juga ada yang pemalu, tetapi gampang untuk bisa di ajak utntuk komunikasi. Iwan misalnya anak yang kami didik dan tinggal bersama kami dia sudah semakin berkembang di segi kerohanian dia menjadi anak yang paling rajin ke sekolah minggu bahkan bisa memimpin semua teman-temannya untuk bernyanyi bahkan berdoa bersama. Lewat pembelajaran Firman bahkan pembacaan firman Tuhan juga membantu dia untuk lebih bisa dalam hal belajar serta pengenalannya kepada Yesus. 

        Rumah "pamali". Bagi suku wagida rumah pamali adalah rumah yang di khususkan dan di bangun secara tersendiri dari rumah tempat mereka tinggal, rumah ini di anggap memiliki peran yang sangat penting bagi hidup mereka sehari-hari. Menurut kepercayaan mereka rumah ini memberikan perlindungan bagi semua barang-barang berharga yang berada di dalam rumah yang mereka tempati. Rumah pamali ini di bangun dengan bahan-bahan dari kayu mulai dari tiang bahkan sampai ke atapnya yang di bangun dengan kulit kayu Meranti yang tahan terhadap panas bahkan hujan kulit kayu ini dapat bertahan 20 tahun bahkan lebih. Benda-benda yang di taruh di dalam rumah pamali ini di antaranya: Tombak, parang, Sirih pinang dan kapur, Kain berang, serta kain pengikat kepala. Benda-benda ini di khususkan dari barang-barang yang mereka beli di toko sebab dengan tujuan supaya barang-barang yang mereka beli di toko akan terlindungi dari bahaya pencuri menurut kepercayaan mereka. 



Pray for Suku "wagida" agar mereka dapat menerima Yesus dan tetap percaya kepada Yesus sepenuhnya.

By: Nicko Bolhuy
 The Star Ministry


Tidak ada komentar:

Posting Komentar