Suku wagida adalah salah satu suku yang berada di Kabupaten ini,
mereka adalah orang-orang yang biasa hidupnya berpindah-pindah. Mereka mencari
tempat yang aman bagi mereka bisa untuk bercocok tanam atau berkebun. Tanaman
yang di tanam pada umumnya adalah: Singkong atau Mangkau (bahasa suku), Keladi
atau Gehud (bahasa suku), hotong (bahan pembuat kue waji), jagung, kelapa,
coklat, dsb. Hidup yang masih bergantung kepada alam, soal kepercayaan mereka lebih
mempercayakan hidup mereka kepada roh-roh leluhur atau orang yang sudah
meninggal mendahului mereka. Kalaupun sudah Percaya Yesus masih mencampurkan
antara adat dan agama (sinkretisme). Anak-anak yang harusnya sekolah mereka
sudah di persiapkan untuk menikah ketika sudah cukup besar kelihatannya bisa
untuk berkeluarga langsung di kawinkan oleh pihak keluarga dengan tujuan untuk
mereka bisa menikmati harta dari sang anak (perempuan), anak laki-laki
khususnya biasanya dalam satu keluarga sudah di khususkan untuk menjadi anak
adat (penerus keturunan dari satu keluarga atau marga), bagi anak adat dia
tidak boleh bersentuhan langsung dengan sekolah atau dengan agama, dalam artian
dia tidak boleh sekolah dan tidak boleh mengenal agama. Maka kondisi anak-anak disini
sangat memprihatinkan.
Iwan Tasane. Anak-anak suku wagida mereka sangat akrab dan juga ada yang pemalu, tetapi gampang untuk bisa di ajak utntuk komunikasi. Iwan misalnya anak yang kami didik dan tinggal bersama kami dia sudah semakin berkembang di segi kerohanian dia menjadi anak yang paling rajin ke sekolah minggu bahkan bisa memimpin semua teman-temannya untuk bernyanyi bahkan berdoa bersama. Lewat pembelajaran Firman bahkan pembacaan firman Tuhan juga membantu dia untuk lebih bisa dalam hal belajar serta pengenalannya kepada Yesus.
Rumah "pamali". Bagi suku wagida rumah pamali adalah rumah
yang di khususkan dan di bangun secara tersendiri dari rumah tempat mereka
tinggal, rumah ini di anggap memiliki peran yang sangat penting bagi hidup mereka sehari-hari.
Menurut kepercayaan mereka rumah ini memberikan perlindungan bagi semua
barang-barang berharga yang berada di dalam rumah yang mereka tempati. Rumah
pamali ini di bangun dengan bahan-bahan dari kayu mulai dari tiang bahkan
sampai ke atapnya yang di bangun dengan kulit kayu Meranti yang tahan terhadap
panas bahkan hujan kulit kayu ini dapat bertahan 20 tahun bahkan lebih.
Benda-benda yang di taruh di dalam rumah pamali ini di antaranya: Tombak,
parang, Sirih pinang dan kapur, Kain berang, serta kain pengikat kepala.
Benda-benda ini di khususkan dari barang-barang yang mereka beli di toko sebab
dengan tujuan supaya barang-barang yang mereka beli di toko akan terlindungi
dari bahaya pencuri menurut kepercayaan mereka.
Pray for Suku "wagida" agar mereka dapat menerima Yesus dan tetap percaya kepada Yesus sepenuhnya.
By: Nicko Bolhuy
The Star Ministry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar