Nicko Bolhuy, Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan

Foto saya
Benjina, Kepulauan Aru, Maluku, Indonesia
Teknisi Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan dalam pengembangan masyarakat.

25 Desember 2022

 

25 Desember 2022

Apa keputusan tersulit yang pernah kamu buat dalam hidupmu..????

    Kalua ketika ini di tanyakan kepada kamu pasti akan banyak berpikir dan akan membuat untuk ingat lagi apa yang sudah di lewati dalam hidup.

    Keputusan tersulit versi saya adalah akan meninggalkan tanah Sumba dengan sejuta cerita semasa pelayanan di tanah dengan julukan tanah 1000 bukit. Bagi saya bukan hanya seribu tapi sejauh mata memandang tidak dapat di hitung setiap bukit dan yang ada di dalam pandangan mata.

Bulan Mei 2016 awal saya berada di tanah Sumba. Tinggal di salah satu kampong yang jarak tempuh ke kota sekitar 30 KM. tapi akses ke sana masih sangat sulit di tambah juga untuk masuk ke kampung ini harus orang yang sudah benar-benar paham jalan menuju ke sana.

    Hadir sebagai pendamping di kampong dengan rekan team yang ada di sana sebelum saya dating. Mereka sekeluarga sudah di sana kurang lebih 1 tahun.

    Hadir dengan banyak keterbatasan dan mencoba memulai apa yang kami bias untuk ada di kampung Kamalapia. Menjadi Penjual Sayur, Sebagai guru dan masih banyak lagi.

    Tahun 2018 bulan September tanggal 14, awal saya menikah di kota Atambua. Setelah menikah saya masih akan ke Papua untuk pelatihan Manajemen Konservasi Air kepada 10 desa yang ada di Sentani.

Bulan November awal kami memulai ada di tanah Sumba. Saya dan istri memulai kehidupan keluarga di tanah Sumba.

Istri mengikuti saya dan mulai terlibat dalam pelayana Misi Clean Water di dalam bidang Manajemen Konservasi Air dan Teknologi Terapan.

    Selama ada di Sumba kami yang masih baru dalam membangun kehidupan berkeluarga bagi kami ini sulit apa lagi dengan tanpa rumah apalagi mempunyai sebidang tanah. 5 kali berpindah-pindah kami mengalami mujizat dengan membangun rumah di tanah yang di pinjamkan, saya dan istri bersama anak kami yang baru berusia 1 tahun kami membangun rumah ini sendiri tanpa ada bantuan pembangunan dari orang. Ini bagi saya mujizat sebab orang-orang yang kami belum pernah jumpa pun mereka memberikan berkat berupah uang juga dalam bentuk bahan-bahan bangunan untuk membangun rumah sederhana kami. Akhirnya selesai juga dalam jangka waktu 2 minggu kami mengerjakannya. 14 September 2021 kami menempati rumah sederhana kami.

    Namun, yang membuat sedih adalah kami harus meninggalkan rumah yang baru kami tempati 1 tahun dan akan memulai panggilan dan meneruskan Visi yang Tuhan kasih di tempat yang baru di tanah Papua.

    Bagi saya secara pribadi ini keputusan yang sulit, tapi harus di kerjakan sebab kami tahu dalam melibatkan Allah dalam visi kita pasti akan ada jalan keluar. Meninggalkan tanah Sumba sangat sedih tapi ini harus di jalankan.

Momen natal bagi kami tahun ini adalah memulai hal yang baru dengan TUHAN di tempat yang baru.

 

 

 

Come support Ministry

PayPal : nickosbolhuy@gmail.com

                                                                                                                                                      S E K I A N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar